Subnet mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan
192.168.1.2. Namun dapat ditulis juga dengan 192.168.1.2/24, angka 24 tersebut
merupakan subnet mask nya, artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet
mask 255.255.255.0. Angka 24 diambil dari penjumlahan 24 bit subnet mask dengan
angka biner 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 = 8+8+8+0= 24 (255.255.255.0). Konsep ini
yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan
pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Subnet Mask berapa saja yang bisa
digunakan untuk melakukan subnetting? Hal ini dapat diketahui melalui tabel di
bawah:
|
|
Lihat juga: Info Terbaru Bitcoin di Digital currency exchange listing
1. SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
1. SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Sekarang mari latihan perhitungan nya saja. Subnetting
seperti apa yang terjadi dengan contoh sebuah Network Address 192.168.1.0/26 ?
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan
Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan
sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah
subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang
valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
- Jumlah Subnet = 2x, x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
- Blok Subnet = 256 – 192 (192= nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
- Menentukan host dan broadcast yang valid. Langsung saja dengan membuat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet
|
192.168.1.0
|
192.168.1.64
|
192.168.1.128
|
192.168.1.192
|
Host
Pertama
|
192.168.1.1
|
192.168.1.65
|
192.168.1.129
|
192.168.1.193
|
Host
Terakhir
|
192.168.1.62
|
192.168.1.126
|
192.168.1.190
|
192.168.1.254
|
Broadcast
|
192.168.1.63
|
192.168.1.127
|
192.168.1.191
|
192.168.1.255
|
Kita sudah
selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi
untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask
yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Untuk menghitung
subnet mask yang lainnya sama seperti konsep dan cara diatas.
Subnet
Mask
|
Nilai CIDR
|
255.255.255.128
|
/25
|
255.255.255.192
|
/26
|
255.255.255.224
|
/27
|
255.255.255.240
|
/28
|
255.255.255.248
|
/29
|
255.255.255.252
|
/30
|
- SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting
untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk
subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja dipisahkan menjadi dua, karena
tabel sebelah kiri dan kanan berbeda teknik terutama untuk oktet yang
“dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. Untuk CIDR /17 sampai /24 caranya sama
dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet
ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan pada
CIDR /25 sampai /30 blok subnet nya kita “mainkan” di oktet keempat, tapi
setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
|
|
Sekarang mari mencoba perhitungan dua soal untuk kedua
teknik subnetting untuk Class B. Pertama dimulai dari yang menggunakan subnet mask
dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh : network address 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan
Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
- Jumlah Subnet = 2x, x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
- Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
- Alamat host dan broadcast yang valid, pada tabel di bawah,
Subnet
|
172.16.0.0
|
172.16.64.0
|
172.16.128.0
|
172.16.192.0
|
Host
Pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.64.1
|
172.16.128.1
|
172.16.192.1
|
Host
Terakhir
|
172.16.63.254
|
172.16.127.254
|
172.16.191.254
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.63.255
|
172.16.127.255
|
172.16.191.255
|
172.16..255.255
|
Berikutnya
kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnet mask
CIDR /25 sampai /30. Contoh : network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan
Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
1. Jumlah
Subnet = 2x,
x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 29 =
512 subnet.
2. Jumlah Host
per Subnet = 2y –
2, y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet
terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 27 – 2 = 126 host.
3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi subnet
lengkapnya adalah 0, 128.
4. Alamat host
dan broadcast yang valid, terdapat pada tabel di bawah ini:
Subnet
|
172.16.0.0
|
172.16.0.128
|
172.16.1.0
|
…
|
172.16.255.128
|
Host
Pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.0.129
|
172.16.1.1
|
…
|
172.16.255.129
|
Host Terakhir
|
172.16.0.126
|
172.16.0.254
|
172.16.1.126
|
…
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.0.127
|
172.16.0.255
|
172.16.1.127
|
…
|
172.16.255.255
|
- SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Berikutnya lanjut
ke perhitungan pada Class A. Semua konsepnya sama saja dengan sebelumnya.
Perbedaannya adalah di oktet mana kita mainkan blok subnet.
Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet
terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian
subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet
mask dari CIDR /8 sampai /30.
Contoh:
Langsung
saja mencoba latihan untuk contoh network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan
Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
1. Jumlah
Subnet = 2x,
x adalah banyaknya binari 1 pada 3 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 28 =
256 subnet.
2. Jumlah Host
per Subnet = 2y –
2, y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 3 oktet
terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 216 – 2 = 65.534
host.
3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet
lengkapnya: 0,1,2,3,4, dan seterusnya.
4. Alamat host
dan broadcast yang valid, terdapat pada tabel,
Subnet
|
10.0.0.0
|
10.1.0.0
|
…
|
10.254.0.0
|
10.255.0.0
|
Host
Pertama
|
10.0.0.1
|
10.1.0.1
|
…
|
10.254.0.1
|
10.255.0.1
|
Host
Terakhir
|
10.0.255.254
|
10.1.255.254
|
…
|
10.254.255.254
|
10.255.255.254
|
Broadcast
|
10.0.255.255
|
10.1.255.255
|
…
|
10.254.255.255
|
10.255.255.255
|
baca artikel tersebut pelan-pelan agar bisa memahami cara perhitungannya ,.
sekian dulu pembahasan kali ini, terima Kasih atas kunjungan nyaa ya,. :)
Semoga Bermanfaat, Amin :)
sekian dulu pembahasan kali ini, terima Kasih atas kunjungan nyaa ya,. :)
Semoga Bermanfaat, Amin :)
0 komentar